SINYALBEKASI.COM - Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang lelaki bernama Hasan. Ia dikenal sebagai sosok yang baik, pekerja keras, namun beberapa bulan terakhir kesehatannya menurun drastis. Segala macam pengobatan telah ia coba — dari dokter, herbal, hingga terapi. Namun tubuhnya tetap lemah, dan penyakitnya tak juga pergi.
Suatu malam, dalam keheningan tahajudnya, Hasan menangis.
“Ya Allah, aku sudah berusaha… mengapa belum juga Kau angkat sakit ini dariku?”
Dalam tangisnya, tiba-tiba ia teringat nasihat gurunya dulu,
“Bila kamu sakit, bersedekahlah. Karena sedekah bukan hanya menyembuhkan badan, tapi juga menenangkan jiwa.”
Keesokan harinya, Hasan pergi ke pasar.
Dengan sisa uangnya yang tak seberapa, ia membeli nasi bungkus dan memberikannya kepada seorang pengemis tua yang duduk di tepi jalan.
“Doakan saya sembuh, Pak,” katanya lirih.
Pengemis itu tersenyum lemah, menengadah ke langit, lalu berdoa dengan tulus,
“Ya Allah, sembuhkanlah dia yang telah memberi dari hatinya.”
Hari-hari berikutnya, Hasan terus bersedekah.
Kadang kepada anak yatim, kadang kepada tetangga yang kesulitan. Setiap kali ia memberi, ia merasa sedikit beban di dadanya berkurang.
Anehnya, bukan hanya tubuhnya yang perlahan pulih, tetapi hatinya juga terasa lebih ringan. Ia menyadari, ternyata kesembuhan bukan hanya urusan fisik, tapi juga rasa syukur dan ikhlas dalam berbagi.
Dan benar kata gurunya —
“Jika belum juga sembuh, perbanyaklah lagi sedekah. Mungkin saat itu, Allah sedang mendengarkan doa orang-orang yang pernah kau bantu.”
Beberapa minggu kemudian, Hasan benar-benar sembuh.
Namun yang lebih menakjubkan, ia tak lagi takut akan sakit. Ia telah menemukan obat paling mujarab — kebaikan yang dibagikan dengan tulus.
✨ Pelajaran dari kisah ini:
“Sedekah tidak selalu langsung menyembuhkan badan,
tapi pasti menyembuhkan hati, dan di situlah awal dari setiap kesembuhan.”
(Un)