Top ads

Jangan Terlena Isi Dunia, Kavling Yang Semakin Menyempit

02 Oktober 2025, 09:38 WIB Last Updated 2025-10-02T02:58:41Z
Deskripsi Gambar
Deskripsi Gambar

SINYALBEKASI.COM - Dulu, saat masih kecil, kita sering bercita-cita setinggi langit. Ingin menguasai dunia, ingin memiliki tanah dan rumah di mana-mana. Impian masa kecil begitu luas, seakan tak terbatas.


Namun, semakin dewasa, kita mulai lebih realistis. Yang diharapkan bukan lagi puluhan rumah mewah, melainkan cukup memiliki sebuah tempat tinggal sederhana. Bahkan kalau bisa, satu rumah yang nyaman untuk keluarga kecil kita.


Sayangnya, setelah susah payah bekerja dan berusaha, yang kita dapat hanyalah satu rumah, itu pun sering kali dengan luas yang tak seberapa. Rumah kecil itu kemudian dipenuhi riuh rendah suara anak-anak.


Seiring waktu berjalan, usia pun bertambah. Anak-anak yang dulu memenuhi rumah dengan tawa kini mulai pergi menata kehidupannya masing-masing. Rumah yang dulu ramai, berubah menjadi sepi. Bagian-bagian rumah hanya terpakai sebagian: kamar tidur dan kamar mandi. Ruang tamu, dapur, dan lantai atas kian jarang tersentuh, ditinggalkan berdebu karena tenaga kita tak lagi cukup untuk membersihkannya.


Di usia senja, rumah yang luas justru terasa berlebihan. Kita hanya butuh ruang sederhana: tempat tidur untuk beristirahat dan sesekali ke kamar mandi. Ambisi besar untuk memiliki kavling luas dan harta berlimpah kini terasa hambar, terkalahkan oleh tubuh yang menua dan takdir yang pasti.


Kita akhirnya sadar, kavling dunia yang kita butuhkan semakin menyempit. Hingga pada akhirnya, saat ajal menjemput, kavling terakhir yang kita miliki hanyalah tanah seluas 1 x 2 meter—kuburan. Sebuah tempat yang tak membedakan kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa. Semua sama.


Rasulullah SAW bersabda:


"Jika salah satu dari kalian meninggal dunia maka ia akan diperlihatkan kepadanya (di alam kubur) tempatnya (di akhirat nanti) pada pagi dan malam hari. Jika ia termasuk penghuni surga, maka ia akan menghuni surga, dan jika ia termasuk dari penghuni neraka, maka ia menghuni neraka. Dan dikatakan kepadanya: ‘Ini tempat tinggalmu sampai Allah membangkitkanmu di hari Kiamat.’” (HR. Bukhari-Muslim)


Dalam hadis lain disebutkan:


"Dunia telah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri. Setiap dari keduanya ada pengikutnya. Maka jadilah kalian orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat, jangan menjadi orang yang hanya mendambakan dunia. Sebab, hari ini (di dunia) hanya ada amal tanpa perhitungan, sementara besok (di akhirat) hanya ada perhitungan tanpa amal.” (HR. Bukhari).


Maka dari itu, mengejar harta dan kekayaan duniawi memang boleh, tapi jangan sampai membuat kita serakah atau menghalalkan segala cara. Karena pada akhirnya, semua ambisi dunia akan berhenti di liang lahat.


Yang benar-benar kita butuhkan bukanlah kavling dunia yang luas, melainkan kavling abadi di surga Allah SWT.


(By. Satria Hadi Lubis/Unt)

Komentar

Tampilkan

Terkini